Berbicara mengenai bisnis digital 2017 adalah hal yang sangat menarik. Banyak resolusi yang perlu dipersiapkan di tahun mendatang untuk lebih kompetitif. Pada Selasa (13/12) lalu, Larry Chua (Co-founder Caption Hospitality) dan Riyeke Ustadiyanto (Founder iPaymu), dalam BIZTALK 6 di Jogja Digital Valley, berbagi mengenai pandangan mereka untuk bisnis digital di tahun 2017.
Bertolak dari tahun 2016 lalu, banyak hal menarik yang terjadi di dunia digital start-up. Misalnya saja Lazada yang diakuisisi oleh Alibaba, dimana sebelumnya Lazada mengakuisisi Redmart. Dengan demikian Alibaba menjadi raksasa marketplace di dunia. Selain itu ada juga beberapa start-up dunia yang telah menutup layanan seperti: Ensogo / iBuy Group, Rakuten, dan FoodPanda Indonesia. Ada juga beberapa start-up yang telah menjadi hype seperti Airy Rooms dan Nida Rooms untuk Manajemen Hotel, GoPay dan AliPay untuk Fintech, YesBoss sebagai Magic Clone Apps, dan PokemonGo sebagai game paling viral di tahun 2016.
Lalu bagaimana di tahun 2017 ini? Menurut Larry, start-up yang akan bersinar adalah start-up yang menolong bisnis tradisional. Selain itu bisnis O2O dan fintech juga akan marak di tahun depan. Mengenai ekonomi sendiri, memang di tahun 2017 akan banyak bergejolak, khususnya ekonomi dunia. Pergantian Trump menjadi presiden AS, masih menjadi pertanyaan mengenai kebijakan ekonomi kedepannya, yang juga akan berpengaruh pada investasi.
Bagaimana dengan Teknologi?
Riyeke Ustadiyanto, memiliki beberapa pandangan mengenai teknologi yang akan menjadi jawara di tahun 2017. Salah satunya adalah artificial intelligence. Tahun depan, pola masyarakat dalam berbelanja dan menggunakan layanan akan banyak berubah. Pada umumnya, masyarakat sudah “malas” untuk mendownload atau membuka website, dan mereka lebih memilih untuk langsung chatting to busines /seller. Hal ini sudah banyak yang merintis, diantaranya Salestock Indonesia dan Kata.ai – Yesboss.
Selain itu, tren teknologi yang akan muncul adalah agregator. Sekarang sudah sangat sulit untuk membuat sesuatu yang dirintis dari awal, namun berbasis end to end ke pelanggan. Kecuali kita sangat yakin untuk memenangkan persaingan bisnis, yang mana probabilitas kegagalannya hingga 90%. Oleh karena itu bisnis dengan teknologi agregator akan sangat banyak dilirik oleh para pelaku bisnis.
Investasi untuk Start-Up
Investasi dari modal ventura memang sangat dinantikan oleh para pelaku start-up. Ada dua pandangan yang berbeda mengenai investasi di tahun 2017 ini. Menurut Larry, akan ada pergeseran arah investasi, dimana para investor dunia akan mulai melirik Asia Tenggara. Dengan demikian, akan banyak peluang untuk mendapatkan investasi baru. Di sisi lain, menurut Riyeke, di tahun 2017 ini jangan terlalu berharap untuk mendapatkan investasi yang menjanjikan. Persaingan modal ventura yang ketat, membuat mereka berlomba untuk mencari start-up, sehingga tidak terlalu fokus pada pertumbuhan bisnis start-up tersebut. “Untuk pendanaan 300 juta – 500 juta, mungkin bisa lah ya untuk didapatkan,” ujar Riyeke.
Kesimpulan mengenai acara BIZTALK ini adalah janganlah kita, para pelaku start-up, menangkap tren untuk berbisnis karena setiap tahunnya tren tersebut berubah. Namun kita harus dapat berselancar diatas tren yang ada, sehingga tetap survive dalam berbisnis.