BIZTALK #7: Disrupting Current Media Operation with HIPWEE

\"photo943066130215447312\"

Bisnis media saat ini memiliki persaingan yang sangat ketat. Ada dua pilihan dalam memenangkan persaingan media pada saat ini, antara lain menjadi yang pertama dalam memberikan informasi dan menjadi “beda” diantara media yang lainnya. HIPWEE sebagai media yang digemari anak muda pada saat ini memilih untuk menjadi media yang berbeda, dan memiliki segmen tersendiri.

Nendra Rengganis, atau yang lebih dikenal dengan Monik (Co-Founder HIPWEE), menerangkan bahwa persaingan bisnis media pada saat ini sangat ketat, dan mau tidak mau harus merubah bisnis model yang ada. Jika beberapa waktu yang lalu media mendapatkan revenue dari jumlah pembaca dan pemasang iklan, kini model tersebut tidak dapat lagi diterapkan. Saat ini, beberapa media kebanyakan telah membuka peluang menjadi outsource untuk media lainnya, branding partner, atau menjadi event organizer. Selain itu, untuk media yang bermain di lingkup korporat, mereka akan banyak membuka layanan untuk employee & corporate branding, yaitu menuliskan hal-hal baik tentang perusahaan kepada masyarakat dengan tujuan menaikkan reputasi. Di HIPWEE sendiri, kedepannya nanti akan menjadi sebuah brand, yang bukan mengerjakan sebuah media.

Tantangan lain untuk masalah persaingan media saat ini adalah masalah karir. Karir di media saat ini belum bisa memiliki jenjang horizontal seperti di perusahaan lainnya. Sebagai contoh, awal dari karir di media adalah Content Writer atau Writer, kemudian menjadi junior writter, lalu senior writter. Untuk editor sendiri memiliki pekerjaan yang berbeda dengan writter, karena pekerjaan editor adalah mengedit kelayakan berita, sedangkan writter adalah penulis yang memiliki idea. Ini yang mungkin menjadi kendala media pada saat ini untuk menjaga performa dan sumber daya manusia yang ada. Karena keberhasilan media pada umumnya lebih pada pengembangan brand media itu sendiri, bukan jenjang karir di dalamnya. Mungkin suatu saat nanti siapa tahu writer HIPWEE jadi seperti writer untuk New York Times, yang akan banyak dikenal orang di seluruh dunia.

Sebagai penutup, Monik berpesan kepada para peserta yang tertarik menggeluti bisnis media. Media online yang sehat adalah media yang bisa bilang “nanti” untuk memuat suatu berita, dimana mereka akan berpikir dulu untuk mencari angel yang tepat, dan menjadi anti mainstreem di tengah pemberitaan yang banyak dikeluarkan media lain. Ini juga diimbangi dengan waktu yang tepat agar pemberitaannya tidak terlalu basi untuk ditayangkan. Selain itu media juga harusnya berhati-hati karena merekalah yang mengisi pikiran banyak orang. Jika tidak berhati-hati media akan menjerumuskan banyak orang, karena media bisa menjadikan orang percaya akan suatu berita.

BIZTALK 7 diadakan pada 11 Januari 2017 di Jogja Digital Valley

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *